Minggu, 09 Oktober 2011

PITALOKA

PITALOKA

- kepada paduka Nyai Citraresmi

ketika surya nalangsa
dan paturay daun campaka
nembang kidung asmara
kau adalah kenanga pada arca Maharaja
hiasan stupa pada rona Barata

demi mata candrasa
dan sumpah para satria

tak ada katastrofa,
balada nestapa
atau harga negara
pada kujang dan amanat dewata

tak ada sesajen Bubat bagi Gajah Mada
atau singgasana padma tatar sunda

hanya istana Galuh !
hanya tahta sunda !

- untaian seloka, wangi dupa,
dan mahkota Prabu Linggabuanawisesa
umbara di tangisan Citarum
dan namamu yang harum

(2011)

JERUSSALEM'S PARK

JERUSSALEM'S PARK

masih ada warna biru
yang dititipkan langit
pada butiran airmata
ketika mengeroyok pipi bocah-bocah Filistin

dan dingin, sedingin irama pada mata angin
menjadi jingle para infantri Bintang David
sebagai tanda mereka akan naik gaji

pun sumpah Holocaust
pada muntahan Kalashnikov 1947
dan sepatu berlumuran debu

memberi warna merah sayu
pada pipi bocah-bocah lugu
pucat biru, pada tubuh kaku membatu

(2011)

FATIMA III

FATIMA III

seperti langit bulan April kemarin

Seharusnya kau terluka
ketika memaknai rahasia
yang dikabarkan malam,
karena masih ada sisa senja
yang selalu berusaha
memejamkan purnama

aku tahu dimana kau berada
saat kerumunan awan melukis wajahmu diangkasa
dan pucuk-pucuk rindu
mulai mencekik leherku

hanya saja tubuhku tersalib dalam kesepian
dan selebihnya, kesunyian
menggerogoti jiwaku

masih seperti langit bulan April kemarin

(2011)

CLEOPATRA

CLEOPATRA

Aku terpasung dalam sarkofagus
ketika siluet tarian sabana
memantul pada lekuk oase
dan fragmen wajahmu seakan bagian dari kaleidoskop itu

(2011)

666

Ahmad Syahid

666

lesat sinar-sinar magenta
menjadi senar-senar biola
dan nada sopran histeria
pada orkestra kegelapan

taring Anubis
terlihat dari sepasang mata biru
dan aroma itu, harum kematian
bau anyir darah pada trisula, mulai menyengat
sisa amuk Leviathan
di hari pembaptisan-nya

lalu sosok asing keluar dari lamunan perawan
mengayun tongkat leprechaun
menyibak bongkahan nisan pualam

Ankh :
pada altar kuil
para pendeta mulai bersulang
menyetubuhi gelas-gelas anggur
mencicipi mantra-mantra ibrani
ketika nama mereka
selesai di ukir Lucifer
di nisan itu

(2011)